LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH IV

Dari OVOP hingga Trauma Healing Warnai Pengabdian PTMGRMD Cianjur-Sukabumi

Kegiatan Program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) wilayah Cianjur-Sukabumi resmi ditutup pada Rabu, 18 Juni 2025. Selama empat bulan, kegiatan ini melibatkan mahasiswa dari sembilan perguruan tinggi swasta (PTS) yang tersebar di wilayah Sukabumi dan Cianjur.

Ketua Pelaksana PTMGRMD Sukabumi-Cianjur, Paikun menjelaskan, peserta berasal dari sembilan PTS, antara lain Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Guna Nusantara, Universitas Suryakancana, Sekolah Tinggi Hukum Pasundan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Universitas Nusa Putra, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Widyapuri Mandiri, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bina Mutiara, serta Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi.

“Mahasiswa diterjunkan ke dua kecamatan, yaitu Kecamatan Tegalbuleud (Sukabumi) yang mencakup empat desa, serta Kecamatan Agrabinta (Cianjur) yang mencakup tiga desa,” ujar Paikun.

Ia menyebutkan, beragam program telah dilaksanakan selama kegiatan berlangsung. Di antaranya penanaman 4.000 bibit pohon di seluruh desa, distribusi 8.000 butir telur dengan target hingga 14.000 butir, serta berbagai kegiatan sosial seperti trauma healing, senam ceria, outbound, dan sosialisasi mitigasi bencana.

“Program unggulan lainnya termasuk kampanye New Zero Stunting melalui pendataan anak stunting, penyuluhan gizi, skrining kesehatan, seminar bantuan hidup dasar, dan edukasi PHBS serta KB serentak. Mahasiswa juga berperan aktif dalam pembaruan data kependudukan, layanan puskesmas keliling di sekolah, serta digitalisasi informasi melalui pembenahan website desa dan program kampung pintar,” paparnya.

Salah satu inisiatif yang menonjol adalah program One Village One Product (OVOP), yang fokus pada pengembangan produk lokal seperti kulutuk dan olahan buah pala. Program ini mencakup pelatihan branding, sertifikasi halal, desain kemasan, manajemen keuangan, dan pelatihan pengolahan buah pala untuk UMKM.

Menanggapi hal tersebut, Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Lukman mengapresiasi kerja keras para mahasiswa. Ia juga menegaskan bahwa penguatan sinergi antara perguruan tinggi, aparat wilayah, dunia usaha, dan industri sangat penting.

Sebab baginya, pengalaman tak hanya didapat dari bangku kuliah, tapi juga dengan terjun langsung ke lapangan. Dengan terlibat langsung di tengah masyarakat, para mahasiswa jadi paham permasalahan mulai dari hulu ke hilirnya.

“Dengan begitu, mahasiswa akan mendapatkan valuenya. Setidaknya ada satu atau dua mahasiswa yang bisa memberikan arti bagi masyarakat. Kalau bisa membangun desa, mengapa harus pergi ke kota?” ungkap Lukman.

Sementara itu, Rektor Universitas Suryakancana, Dwidja Priyatno menyebut, PTMGRMD merupakan kegiatan luar biasa yang perlu dilakukan secara berkesinambungan.

“Mahasiswa adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Saya melihat langsung dampaknya saat mengunjungi Cianjur Selatan akhir Mei lalu. Jika kita bersatu, lahan gundul di mana pun bisa kita hijaukan demi masa depan anak cucu,” ucap Dwidja.

Dengan ditutupnya program ini, dua kelompok mahasiswa masih akan menyelesaikan agenda mereka hingga tuntas. Beberapa bahkan harus memulai kegiatan sejak dini hari untuk mengikuti rangkaian acara akhir program.

PTMGRMD ini diselenggarakan atas kolaborasi berbagai pihak dalam skema pentahelix, mencerminkan sinergi antara pemerintah, akademisi, komunitas, dunia usaha, dan media untuk pembangunan desa berkelanjutan.

Share:

More Posts