Pengabdian masyarakat pada perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI Wilayah IV memasuki babak baru. Bukan hanya mencicipi pendidikan dalam ruang, tapi menghadirkan dampak nyata mulai dari dalam kampus hingga terefleksi ke masyarakat luas.
Melalui program GRADASI (Gotong Royong Akademisi Bersinergi dan Berovasi), LLDIKTI Wilayah IV berkolaborasi pentahelix menyelesaikan berbagai tantangan di segala sektor tri dharma. Dalam peluncurannya, Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Lukman menyampaikan, terdapat tujuh perguruan tinggi yang terlibat di Kota Cimahi, yakni IKIP Siliwangi, Unjani, STIKes Budi Luhur, Politeknik TEDC, STIA Cimahi, STKIP Pasundan, dan STIKes RS Dustira.
“Hari ini adalah momen bersejarah yang akan kita buat. Tanggal 2 Mei kemarin, Mendiktisaintek telah meluncurkan program Kampus Berdampak yang harus diturunkan ke masing-masing perguruan tinggi dengan cara nyata,” ujar Lukman pada Rabu, 28 Mei 2025 di IKIP Siliwangi.
Ia menambahkan, setelah berkeliling kampus di Jawa Barat dan Banten, permasalahan utama yang ditemukan pada masing-masing kabupaten dan kota adalah sampah. Persoalan ini yang akan diselesaikan akademisi secara nyata.
“Secara nyata, LLDIKTI Wilayah IV mengadakan program GRADASI. Kita akan melakukan pentahelix di seluruh sektor. Pada episode kesatu yaitu sampah tuntas. Tidak boleh lagi kampus membuang sampah ke luar kampus,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dalam implementasinya LLDIKTI Wilayah IV menggandeng Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Cimahi untuk mengawasi program ini.
“Kalau sampai tujuh kampus ini buang sampah ke luar, saya akan berikan warning. Tentunya harus dilakukan dengan kerja keras, membuat model di kampus baru ke masyarakat,” tegasnya.
Lukman menyebutkan, terdapat 62.000 mahasiswa dan 1.900 dosen di Kota Cimahi yang akan digerakkan untuk berkomitmen membantu Pemkot Cimahi mengurai permasalahan sampah. Jika Cimahi berhasil, ia optimis di daerah lain pun akan terselenggara dengan baik.
“Cara membuang dan mengelola sampah di kampus. Itu yang akan saya perhatikan terlebih dahulu. Setelah itu, baru kita benahi pertamanan dan penghijauannya. Kami juga sudah menjajaki kerja sama dengan bank dan pihak lain untuk CSR,” imbuhnya.
Merespon hal tersebut, Wali Kota Cimahi, Ngatiyana mengatakan, program dan kegiatan hari ini merupakan kolaborasi dari berbagai pihak. Sebab percepatan pembangunan sebuah wilayah tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak.
“Kita bersama akan mendeklarasikan Kampung Cendekia dan GRADASI. Kita ikhtiarkan untuk jadi pusat peradaban yang warganya guyub berbasis nilai spiritual, pendidikan, dan kearifan lokal,” ucap Ngatiyana.
Ia menyebutkan, sebanyak 240-250 ton sampah dihasilkan di Kota Cimahi tiap hari. Sedangkan jumlah armada pengangkut sampah hanya sekitar 30 armada.
“Sampah yang dibuang di TPA Sarimukti yang semula 44 ritase kini dibatasi jadi 17 ritase. Ini kendala bagi kita semua dalam pengelolaan sampah. Oleh sebab itu, dengan inisiatif program ini untuk penyelesaian sampah melibatkan 7 PTS di Cimahi, kami optimis bisa terselesaikan dengan baik,” harapnya.
Sementara itu, Rektor IKIP Siliwangi, Prof. Euis Eti Rohaeti menjelaskan, Program GRADASI dan Kampung Cendekia akan menjadi tonggak baru dalam transformasi pendidikan dan pembangunan di Kota Cimahi.
Sebab baginya, pendidikan bukan sekadar proses akademik di ruang kelas, melainkan harus menjadi kekuatan yang menginspirasi, menggerakkan, dan membawa perubahan nyata bagi masyarakat.
“Kampung Cendekia hadir sebagai pusat pemberdayaan masyarakat berbasis literasi teknologi dan keterampilan. Program ini tidak hanya menjadi wadah belajar, tapi juga tempat lahirnya inovasi, kolaborasi, dan solusi bagi tantangan sosial,” tutur Euis.
Ia melanjutkan, Kampus Berdampak melalui GRADASI 4 menegaskan peran perguruan tinggi sebagai agen perubahan yang tidak hanya berorientasi pada akademik semata, tetapi menciptakan dampak sosial yang luas.