Program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) kembali diluncurkan. Kali ini berlokasi di Sukabumi-Cianjur. Sebanyak 79 mahasiswa dari sembilan perguruan tinggi resmi dilepas untuk mengikuti kegiatan tersebut, Rabu 26 Februari 2025 di Univeristas Nusa Putra. Program yang berlangsung selama empat bulan, mulai dari tanggal 26 Februari – 25 Juni 2025, melibatkan sejumlah stakeholder pentahelix.
Hadir langsung untuk melepas para mahasiswa, Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Lukman menyampaikan, PTMGRMD telah bertransformasi sejak 2022. Mulanya hanya dikonversi 6 SKS, kini dikonversi 20 SKS.
“Jumlah mahasiswa yang mengikuti PTMGRMD juga semakin meningkat. Dari yang sebelumnya 554 mahasiswa di tahun 2022, kemudian meningkat menjadi 1.507 mahasiswa di tahun 2024. Dosen pembimbing lapangan (DPL) pun meningkat dari 30 orang di tahun 2022 menjadi 251 DPL di tahun 2024,” jelas Lukman.
Tak hanya itu, partisipasi perguruan tinggi pun meningkat dari yang sebelumnya berjumlah 106, kini sudah tercatat 191 perguruan tinggi swasta yang terlibat dalam program PTMGRMD. Ini pun berdampak pada jumlah desa yang menjadi lokasi pengabdian.
“Dari yang sebelumnya hanya 30 desa, sekarang sudah 149 desa di tahun 2024. Kita berharap di tahun 2025 putaran pertama di Cianjur-Sukabumi bisa meningkat, sehingga bisa menambah pengabdian dan daya pikir mahasiswa dalam pemecahan masalah. Serta memberikan penambahan keterampilan sebagai agen perubahan di masyarakat,” ungkapnya.
Ia pun berpesan kepada para peserta agar menjadikan momentum kegiatan ini untuk memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat di desa.
Merespon hal tersebut, Ketua Pelaksana PTMGRMD Sukabumi-Cianjur, Paikun menyebutkan, terdapat sembilan perguruan tinggi yang terlibat dalam PTMGRMD Sukabumi-Cianjur, di antaranya STISIP Guna Nusantara, Sekolah Tinggi Hukum Pasundan, Universitas Nusa Putra, Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Universitas Surya Kencana, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bina Mandiri, STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi, dan Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi.
“Tempat pelaksanaan di dua kecamatan, yakni Tegalbuleud dan Agrabinta. Di Tegalbuleud, para mahasiswa akan disebar ke empat desa. Sedangkan di Agrabinta disebar ke tiga desa,” ucap Paikun.
Kemudian, ia menjelaskan, para mahasiswa akan ditargetkan sejumlah yang menjadi KPI selama menjalankan pengabdian kepada masyarakat, di antaranya Program Inovasi, One Village One Product (OVOP), New Zero Stunting, Trauma Healing, Pusat Kesejahteraan Sosial, Revitalisasi Air Bersih, dan Program Penghijauan.
“Ada proses penyediaan air bersih juga untuk masyarakat desa. Lalu penanaman pohon sebanyak 4.000 pohon dan program lainnya. Kami harap bersama kolaborasi pentahelix, program ini bisa memberikan manfaat dan dampak yang sebesar-besarnya untuk masyarakat. Pemda dan dunia industri bisa juga memberikan kontribusi,” harapnya.
Sementara itu, Asisten Daerah III Kabupaten Sukabumi, Yulipri mengatakan, dengan adanya program PTMGRMD di wilahnya, para peserta bisa membantu menyelesaikan permasalah di tengah masyarakat dan menemukan sense of humanity.
“Para mahasiswa diharapkan mampu menerapkan ilmu yang dipelajari di kampus untuk diterapkan pada masyarakat. Sehingga mereka bisa mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat dan dapat membantu serta merancang program guna mengurai permasalahan yang ada,” imbuh Yulipri.